Pada tahun 2012 nanti, sesuai dengan arahan dari Mendikbud, Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menghapus UN atau Ujian Nasional sebagai standar kelulusan siswa dari sekolah. Informasi tersebut dapat diketahui lewat sistem informasi sekolah online yang mana dapat diakses oleh seluruh warga sekolah. Sebagai gantinya, maka akan diberlakukan kebijakan Asesmen Nasional sebagai standar kelulusan yang akan diterapkan mulai tahun 2021 mendatang. Lewat kebijakan asesmen nasional ini, diharapkan dapat mendorong perbaikan mutu terkait pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolahan, serta hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik.
Selain itu, adanya asesmen nasional ini juga akan mempersiapkan peserta didik sebagai investasi generasi muda masa depan. Adanya perubahan tersebut dimaksudkan untuk mengevaluasi capaian peserta didik secara lebih maksimal, serta memetakan sistem pendidikan berdasarkan input proses dan hasilnya. Nantinya, akan ada tiga macam ujian yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.
Perbedaan UN dan Asesmen Nasional
Terdapat beberapa perbedaan antara Ujian Nasional yang sebelumnya diselenggarakan dengan Asesmen yang nantinya bakal diselenggarakan ini. Apa saja itu? Ketahui informasi selengkapnya di bawah ini.
- Metode. Pada Ujian Nasional, metode penilaian yang digunakan cenderung berupa fixed test atau satu set soal untuk semua peserta. Adapun dalam Asesmen Nasional atau AKM, Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar mendatang proses penilaian menggunakan metode multistage adaptiv test.
- Mode ujian. Jika sebelumnya Ujian Nasional mode yang digunakan dalam penilaian yakni kombinasi penggunaan komputer dan ujian kertas, dalam Asesmen Nasional atau AKM, Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar dirubah dengan menggunakan komputer yang sistem soalnya berlapis, disesuaikan dengan kemampuan siswa, sehingga soal yang digunakan tidak sama rata.
- Pengukuran. Pada Ujian Nasional, pengukuran atau acuan dalam kelulusan ialah perhitungan capaian kompetensi kurikulum yang tertulis di setiap mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa, sedangkan pada Asesmen Nasional pengukuran berupa kompetensi pada literasi baca serta numerasi siswa dan ditambah dengan karakter para siswa dan gambaran lingkungan belajar siswa tersebut.
Adanya pembaharuan dalam sistem penilaian kelulusan tersebut setidaknya menjadi sebuah inovasi yang patut untuk dilihat hasil kedepannya. Adapun setiap guru dan sekolah juga harus mempersiapkan matang-matang informasi yang diperoleh dari sistem informasi sekolah online ini, sehingga nantinya dapat menyelenggarakan dengan baik dan sesuai tujuan. Nah, berikut beberapa tips persiapan Asesmen Nasional bagi guru dan sekolahan yang perlu dipersiapkan.
Tips Persiapan Asesmen Nasional Bagi Guru dan Sekolah
- Menganalisis satuan pendidikan. Perlu adanya kemampuan dalam analisis satuan pendidikan, yang mana hal tersebut sangat diperlukan untuk mencapai target dari pembelajaran. Setiap materi pembelajaran nantinya diarahkan pada peningkatan kompetensi, termasuk dalam kompetensi numerasi, literasi serta karakter siswa. Setiap guru dan sekolah pun harus pandai-pandai menganalisis kompetensi yang dibutuhkan oleh peserta didiknya, supaya nantinya bisa dikembangkan dengan baik di sekolah masing-masing.
- Melakukan atau membuat perencanaan pembelajaran kolaboratif berbasis untuk murid. Hal ini dimaksudkan bahwa kolaborasi tersebut tidak hanya dilaksanakan oleh guru dengan mata pelajaran atau subject yang sama, namun kolaborasi guru di semua masing masing level kelas, sehingga guru harus berkolaborasi untuk menentukan analisis pencapaian hasil pembelajaran yang nantinya dapat dibebankan kepada murid, sehingga ada faktor murid yang diikutkan dalam konteks perencanaan itu.
- Memperbanyak forum yang dipraktikkan. Guru-guru perlu mengadakan forum pertemuan para pendidik untuk dapat menganalisis kebutuhan dari murid dan capaian dari murid yang dapat diprediksi kedepannya. Hal ini tentunya dengan mempertimbangkan aspek literasi, numerasi dan karakter dari masing-masing peserta didik.
- Pengurangan tugas. Guru juga dianjurkan untuk mengurangi tugas yang dibebankan kepada muridnya, sehingga dapat mengembangkan kualitas murid untuk kompetensi yang lainnya. Sering kali banyak tugas tidak meningkatkan kompetensi melainkan hanya menyelesaikan sebuah kewajiban, sehingga dengan mengurangi tugas dan fokus pada pengembangan kompetensi yang lain dapat membantu menyukseskan penyelenggaraan Asesmen Nasional, Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar.
Lebih lanjut, untuk menyukseskan penyelenggaraan dari Asesmen Nasional tersebut, para guru maupun stakeholder pendidikan baiknya mengetahui dan selalu mengkaji informasi yang diberikan dari Pemerintah, yang salah satunya melalui sistem informasi sekolah online. Dengan begitu proses perencanaan dan penentuan kompetensi dapat dilakukan dengan matang dan nantinya berpengaruh positif pada penilaian peserta didik kedepannya. Sekian.